Pengertian Entropi
Entropi menggambarkan kecenderungan
untuk sistem untuk pergi dari keadaan organisasi yang lebih tinggi ke keadaan
organisasi terendah pada tingkat molekuler. Dalam kehidupan sehari-hari Anda,
Anda secara intuitif memahami bagaimana entropi bekerja setiap kali Anda
menuangkan gula dalam kopi atau melelehkan es batu dalam gelas. Entropi dapat
mempengaruhi ruang di mana substansi menyebar, perubahannya fase dari padat ke
cair ke gas, atau posisinya. Dalam fisika, entropi adalah pengukuran secara
matematis perubahan energi potensial dari lebih besar ke yang lebih rendah,
berkaitan dengan hukum kedua termodinamika.
Entropi berasal dari kata Yunani yang
berarti, “transformasi.” Definisi ini memberi kita wawasan tentang mengapa
hal-hal yang tampaknya berubah tanpa alasan. Sistem hanya dapat mempertahankan
organisasi pada tingkat molekuler asalkan energi ditambahkan. Misalnya, air
akan mendidih hanya selama Anda menempatkan panci di atas api. Anda menambahkan
kalor, bentuk energi kinetik, untuk mempercepat molekul di dalam air. Jika
sumber panas dipindahkan, kita semua bisa menebak bahwa air secara bertahap
akan mendinginkan sekitar suhu kamar. Hal ini disebabkan entropi, karena
molekul air cenderung memakai akumulasi energi potensial, pelepasan panas, dan
berakhir dengan energi potensial yang lebih rendah.
Temperatur
bukan satu-satunya yang terlibat dalam transformasi entropi. Perubahan selalu
melibatkan pergerakan dari disequilibrium ke ekuilibrium, secara konsisten
dengan pindah ke urutan yang menurun. Misalnya, molekul selalu menyebar seragam
untuk mengisi wadah. Ketika kita meneteskan pewarna makanan dalam kaca bening
air, bahkan jika kita tidak aduk, penurunan konsentrasi bersatu secara bertahap
akan menyebar sampai setiap bagian dari air memiliki kepadatan warna yang sama.
Tipe lain dari
entropi yang ada hubungannya dengan gerakan yang terlihat (sebagai lawan dari
gerakan tak terlihat atau panas) melibatkan gravitasi. Kecuali kita menempatkan
energi ke dalam sistem, seperti lengan dan bola, dengan mengangkat sebuah
objek, itu jatuh ke tanah. Posisi tinggi memiliki energi potensial yang lebih
tinggi. Ini akan dikonversi menjadi energi kinetik gerak saat benda jatuh.
Tujuannya selalu berakhir dengan posisi yang memungkinkan energi potensial
terendah, seperti bertumpu terhadap lantai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar