Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau
yang lebih dikenal dengan singkatan PLTN, sudah digunakan teknologinya
lebih dari 50 tahun yang lalu. Keunggulan PLTN adalah tidak menghasilkan
emisi gas CO2 sama sekali. Selain itu PLTN juga mampu menghasilkan daya
stabil yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pembangkit
listrik lainnya. Perlu diketahui juga bahwa bahan bakar uranium yang
sudah habis dipakai dapat didaur ulang kembali menghasilkan bahan bakar
baru untuk teknologi di masa depan.
Indonesia sebenarnya sangat cocok
mengembangkan pembangkit listrik ini, sebagai upaya diversifikasi
penggunaan pembangkit listrik primer berbahan bakar fosil, seperti
batubara, minyak bumi, dan gas alam. Dengan penanggulangan radiasi yang
cermat dan berlapis, PLTN dapat menjadi solusi kebutuhan energi listrik
yang besar di Indonesia.
Prinsip Kerja PLTN
Prinsip kerja PLTN hampir mirip dengan
cara kerja pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar fosil
lainnya. Jika PLTU menggunakan boiler untuk menghasilkan energi
panasnya, PLTN menggantinya dengan menggunakan reaktor nuklir.
Seperti terlihat pada gambar 1, PLTU
menggunakan bahan bakar batubara, minyak bumi, gas alam dan sebagainya
untuk menghasilkan panas dengan cara dibakar, kemudia panas yang
dihasilkan digunakan untuk memanaskan air di dalam boiler sehingga
menghasilkan uap air, uap air yang didapat digunakan untuk memutar
turbin uap, dari sini generator dapat menghasilkan listrik karena ikut
berputar seporos dengan turbin uap.
PLTN juga memiliki prinsip kerja yang
sama yaitu di dalam reaktor terjadi reaksi fisi bahan bakar uranium
sehingga menghasilkan energi panas, kemudian air di dalam reaktor
dididihkan, energi kinetik uap air yang didapat digunakan untuk memutar
turbin sehingga menghasilkan listrik untuk diteruskan ke jaringan
transmisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar